Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kebutaan pada anak jika tidak diatasi dengan benar. Salah satunya adalah glukoma pediatrik, yang terjadi ketika tekanan pada mata meningkat dan menyebabkan kerusakan pada saraf optik.
Kondisi yang lebih umum lainnya yang dapat mempengaruhi pengelihatan anak termasuk strabismus, crossing mata atau amblyopia, pengelihatan yang kabur (low vision) di salah satu atau kedua mata. Jika kondisi mata anak tidak diobati dapat menyebabkan masalah pengelihatan jangka panjang, menghambat perkembangan mata dan menyebabkan masalah dengan sosialisasi dan pembelajaran.
Dr Shreya Prabhu, seorang profesor asisten klinis optalmologi di Icahn School of Medicine di Gunung Sinai di New York, mencari tahu tanda atau gejala apa yang perlu orang tua ketahui. Ada dua jenis glaukoma yaitu glukoma infantile dan juvenile. Glukoma infantil, terlihat beberapa bulan setalah bayi lahir, dan ini terkait dengan beberapa gejala yang terlihat dan orang tua mungkin dapat menyadarinya, seperti di lansir dari Fox News, Selasa (10/12/2013).
"Anak-anak atau bayi tidak ingin membuka mata mereka di cahaya terang, permukaan mata tampak keruh, mata mereka terlihat berkaca-kaca biasanya memiliki masalah pada matanya,” ungkap Dr Prabhu.
Beberapa bayi dengan glukoma juga memiliki kornea atau mata yang lebih besar. Namun, glukoma pada remaja (juvenile), yang berkembang selama masa remaja, sering tidak ada gejalanya.
"Jika remaja mulai mengalami masalah dengan penglihatan, atau mengeluhkan pengelihatannya, orang tua harus membawa mereka ke dokter segera, karena ini adalah tanda-tanda bahwa penyakit ini telah menjadi berkembang," jelas Dr Prabhu.
Kondisi seperti strabismus jauh lebih mudah untuk diketahui karena menyebabkan mata juling atau tidak simetris, Namun, pengelihaan yang kabur (low vision) lebih sulit bagi orang tua untuk mengetahuinya tanpa bantuan pemeriksaan mata.
Dokter biasanya akan melakukan tes pengelihatan yang sederhana dari lahir untuk menyingkirkan masalah utama pada bayi. Kemudian, pada anak-anak biasanya mereka banyak yang akan menerima tes pengelihatan di sekolah, di samping evaluasi mata secara teratur selama kunjungan mereka ke dokter tahunan mereka.
Dokter juga harus meminta orang tua tentang riwayat kondisi mata keluarga. Jika dokter melihat ada bintik merah pada mata anak, mereka biasanya akan merujuk anak ke dokter mata untuk perawatan lebih lanjut.
"Secara umum, pedoman skrining mengatakan anak-anak tidak perlu dokter mata kecuali ada sesuatu yang terjadi, seperti peneglihatatan menjadi kabur, namun mengatahui masalah pengelihatan pada anak dengan cepat dapat memainkan peran penting dalam kesehatan penglihatan anak," jelas Dr Prabhu.
"Manfaatnya adalah, jika anak memiliki tanda-tanda menderita glukoma kongenital, maka anak akan kehilangan pengelihatan jika tidak diobati secepat mungkin,” tambahnya.
Glaukoma Juvenile biasanya dapat diobati dengan obat tetes mata, pil atau operasi, sedangkan untuk bayi, pilihan pengobatan terbaik biasanya bedah. Selain itu, waspada mengenai kesehatan mata anak dapat menyelesaikan beberapa kasus mata seperti mata juling atau low vision.
Mata juling dapat diobati dengan kombinasi kacamata atau intervensi bedah, tergantung pada asal-usul masalah. Selain itu, low vision juga dapat diobati dengan kacamata.