Untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa, diperlukan input dari orang tua berupa kosakata yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi jangan sembarangan, input yang diberikan jumlahnya harus cukup dan dengan metode yang benar.
Menurut ketua divisi tumbuh kembang RSUD Dr Soetmomo dan FK Universitas Airlangga Surabaya, Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K), input harus diberi melalui kegiatan alami sehari-hari. Sebaiknya jangan dirapel hanya saat weekend saja ketika orang tua libur. Nah, metode yang benar juga harus diperhatikan.
"Cukupi jumlahnya, jangan jadi orang tua pendiam. Kedua, ajari satu bahasa dulu sampai anak berumur dua tahun. Setelah itu mau masukkan 20 kata boleh. Second language boleh tapi caranya harus benar. Jika memang anak tidak mengalami gangguan bicara, boleh dimasukkan second language sebelum usia dua tahun tapi pelan-pelan," papar pria yang akrab disapa dr Wawan ini di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2013).
Lebih lanjut, dr Wawan mengatakan dahulukan kata sesuai dengan usianya. Misal, ketika anak umur satu tahun tak perlu diajari kosakata yang sulit, tetapi kosakata dari semua benda sekitar dan kegiatan sehari-hari yang ia lakukan seperti kata 'mama', 'papa', 'mandi', 'makan', 'susu', dan 'minum'.
Keterangan itu disampaikan dr Wawan di sela-sela Media Edukasi 'Kemampuan Bicara-Bahasa, Awal Kecerdasan dan Perilaku Anak' hasil kerjasama UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI dan Kalbe-Morinaga.
"Tahap anak bisa bicara dengan tepat dan lengkap itu ada lima. Pertama ia bisa mengucapkan huruf vocal, lalu konsonan seperti ba bi bu. Saat usia satu tahun, dia mulai ngoceh omongan yang kita enggak ngerti. Kemudian dia memotong kata, misalnya minum jadi num, setelah itu baru kata-katanya lengkap," papar dr Wawan.
Menurut dr Wawan, 1000 hari pertama kehidupan anak adalah penentu keberhasilan anak di masa mendatang sehingga penting bagi orang tua untuk terus memonitor perkembangan buah hatinya. Saat usia dua tahun, otak anak sudah berkembang 80 persen dan saat usia enam tahun otaknya sudah berkembang 95 persen.
"Kalau di usia dua tahun ada yang terganggu, sulit untuk kita memperbaiki yang 80 persen ini. Kita sebagai orang tua justru di usia anak dua tahun sibuk kejar karir, setelah punya uang ingin balik lagi ke anak di usianya yang enam tahun, otaknya sudah berkembang 95 persen," kata dr Wawan.
"Boleh kegiatan di luar rumah tapi jangan lupa ada orang di rumah yang kita tinggal," tandasnya.