Seseorang yang mengalami stres tentunya menyebalkan. Apalagi jika orang terdekat kita sedang stres, tak jarang kita menjadi sasaran pelampiasannya. Studi terbaru bahkan mengatakan kalau obesitas pada anak dapat disebabkan karena strees yang dialami orang tua. Benarkah?
Studi yang dilakukan oleh peneliti dari St. Michael Hospital ini mengatakan kalau anak-anak dengan orangtua yang tingkat stresnya tinggi mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) 2% lebih tinggi dari anak-anak dengan orangtua yang tingkat stresnya rendah. Selain itu, anak-anak tersebut juga mengalami pertumbuhan berat badan 7% lebih tinggi daripada anak-anak yang lain.
Dr. Ketan Shankardass, ahli epidemi sosial dari pusat penelitian untuk kesehatan kota St. Michael Hospital mengatakan kalau angka-angka tersebut memang kecil, namun itu berbahaya karena terjadi pada anak-anak. Hal itu berbahaya karena pertumbuhan badan, kebiasaan makan dan olahraga anak-anak sedang dalam masa perkembangan. Sehingga jika berat badan itu terus bertambah akan menyebabkan obesitas dan penyakit lainnya.
Dr. Shankardass pun menjelaskan prosedur tes yang dilakukannya. Ketika anaknya melakukan IMT, orangtua diberikan kuesioner tentang kondisi psikologis mereka. Pertanyaan yang ditanyakan di kuesioner tersebut antara lain adalah seberapa sering mereka tidak dapat mengontrol hal-hal yang menurut mereka penting, apakah kesulitan yang mereka alami sudah melampaui kemampuan mereka, dan apakah mereka puas dengan keadaan mereka yang sekarang.
Ia menjelaskan kalau perilaku orangtua dirumah dapat berubah ketika mereka sedang stres. Berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan dirumah hingga tidak adanya makanan sehat yang tersedia. stres pada orangtua juga dapat menyebabkan anak mereka menjadi stres juga, dan akhirnya mereka akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan jelek orangtuanya.
"Masa kanak-kanak adalah waktu dimana kita akan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Seperti bagaimana kita menghadapi stres, pola makan, dan keaktifan kita. Ini merupakan waktu dimana kita dapat membuat kerusakan permanen pada tubuh, atau kebiasaan merugikan yang nantinya akan susah kita rubah," ujarnya, seperti dikutip dari Sciencedaily, Selasa (10/12/2013).
Ia pun memberi saran tentang bagaimana mengatasi masalah tersebut. Menurutnya, daripada memfokuskan diri untuk merubah perilaku mereka ketika stres, orangtua dapat membuat beberapa perubahan yang baik untuk keluarganya. Antara lain memperbanyak makanan sehat, memilih rumah di lingkungan yang nyaman, serta membiasakan diri pada aktifitas-aktifitas yang dapat meredakan stres.