4 Aturan Wajib Agar Bayi Sehat Kini dan Nanti


Memiliki bayi yang sehat tentu menjadi impian semua orangtua. Bahkan, kalau bisa bayi tumbuh dengan baik dan tetap sehat hingga dewasa nanti. Adakah rahasianya? Ibu-ibu, rahasianya tidak susah lho ternyata.

Menurut pakar laktasi dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, rahasia agar anak tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit adalah dengan memenuhi standar emas makanan bayi. Apa itu standar emas makanan untuk bayi?

"Pertama, proses menyusui dimulai secepatnya." Demikian ungkap dokter ahli laktasi itu dalam acara peluncuran program Jemput ASI Seketika (JESIKA) JNE di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa, dan ditulis pada Sabtu (1/2/2014).

Proses menyusui secepatnya atau yang dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) masih merupakan hal baru. Selama ini IMD salah diapresiasikan sebagai memberikan atau menyodorkan ASI kepada bayi. Padahal proses yang benar adalah dengan meletakkan bayi di atas dada ibu dan membiarkannya mencari puting susu. Prosesi itu harus dilakukan minimal selama satu jam.

Lalu, apa kunci rahasia selanjutnya agar bayi tetap sehat? Wanita kelahiran 17 September 1945 itu memaparkan, "Nomor dua, hanya ASI saja selama enam bulan pertama kehidupan." 

Selama enam bulan pertama, bayi hanya diperbolehkan minum ASI saja. Ibu tak perlu khawatir bayi akan kekurangan nutrisi karena semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah terkandung dalam ASI. Ibu juga tak perlu memberikan tambahan susu formula atau makanan suplemen lain. Sebab makanan tambahan yang sarat zat kimia justru membahayakan sistem pencernaan bayi.

Dokter yang merupakan cucu dari Marah Roesli itu juga mengkritisi banyaknya iklan susu di Indonesia. Mulai dari susu ibu hamil, susu ibu menyusui, susu bayi, susu balita, susu anak, susu remaja, susu dewasa, susu lansia, dan, yang menurutnya paling lucu adalah susu untuk wanita berjilbab.

"Nomor tiga, pada usia 6 bulan, makanan pendamping ASI yang diberikan adalah makanan keluarga," imbuhnya.

Makanan keluarga yang dimaksudkan oleh dr Utami adalah makanan rumahan yang dibuat dari bahan-bahan alami di sekitar. Bukan bubur susu instan, bukan makanan kalengan, dan juga bukan makanan pabrikan. Salah satu makanan pendamping menyehatkan yang ia contohkan adalah bubur ASI buatan sendiri.

Cara membuat bubur ASI cukup mudah. Yakni dengan menumbuk sedikit beras lalu menanaknya dengan air. Sebelum diberikan pada bayi, bubur itu ditambahi dengan ASI. Sebuah artikel hasil penelitian yang dimuat dalam majalah The Lancet pada tahun 2003 menyebutkan bahwa makanan pendamping ASI rumahan semacam itu dapat menurunkan kematian bayi dan balita hingga 6 persen.

"Dan terakhir, ASI sampai dua tahun atau lebih," lanjutnya.

Dengan mendapat ASI minimal selama dua tahun, anak akan mendapat seluruh nutrisi yang penting untuk perkembangannya. Tidak hanya itu, ibu-ibu yang menyusui anaknya sampai dua tahun atau lebih akan terhindar dari kanker payudara. Demikian menurut penuturan saudara kandung almarhum seniman kondang Hari Roesli. 

Menyusui dapat menghindarkan ibu dari kanker payudara karena di dalam ASI terdapat protein Human Alpha-lactalbumin Made Lethal to Tumor Cells atau HAMLET. Penelitian membuktikan bahwa protein tersebut dapat membunuh sel-sel kanker. Semakin lama masa penyusuan, semakin banyak pula senyawa antikanker HAMLET yang diproduksi oleh tubuh. Ibu-ibu yang menyusui sampai 2 tahun lebih akan terhindar dari kanker payudara, kanker rahim, serta kanker indung telur.

"Makin lama HAMLET ada di badan, makin dilindungi ibu dari kanker-kanker itu. Menyusui bukan buat bayi saja, tapi juga buat ibu," ucapnya.