DASAR HYPNOTHERAPY 2


Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar Manusia

Pola pikir kesadaran manusia dapat dibedakan sebagai pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (subconscious mind). Hal ini bukan berarti bahwa kita mempunyai dua macam pikiran. Pada dasarnya, pikiran kita tetaplah satu, tetapi mempunyai dua fungsi berbeda yang saling berhubungan dan bekerja sama.

Pikiran sadar kita merupakan pikiran yang menggunakan akal sehat dan logika. Melalui pikiran ini, kita berpikir secara sadar dan secara logis untuk menetapkan sesuatu atau memutuskan pilihan tertentu, misalnya saat memilih pakaian yang kita senangi, buku yang kita baca, dan tempat tinggal yang diami. Kita menggunakan pikiran sadar untuk memutuskan pilihan-pilihan tersebut.

Sebaliknya, pikiran bawah sadar merupakan pikiran yang menerima informasi yang telah dianalisis dan diterima oleh pikiran sadar secara serta-merta. Pikiran bawah sadar tidak memikirkan alasan-alasan apa yang mendasari informasi tersebut, tidak menganalisis, dan hanya menerima informasi itu secara otomatis. Bagian ini berfungsi menyimpan memori jangka panjang, emosi, kebiasaan, intuisi, kreativitas, dan kepribadian.

Pikiran sadar berperan dalam menerima informasi yang masuk melalui pancaindra, kemudian menganalisis serta memutuskan respons apa yang dilakukan. Dari pikiran sadar, informasi ini dicerna untuk kemudian dianalisis, apakah informasi tersebut benar atau tidak. Jika informasi tersebut dianggap benar, informasi itu akan diteruskan ke pikiran bawah sadar, lalu di simpan di sana. Sebaliknya, jika informasi tersebut dianggap salah, informasi tersebut tidak akan diteruskan kepikiran bawah sadar.

Bagian yang terletak pada pikiran sadar untuk menyeleksi apakah informasi tersebut dianggap benar atau tidak disebut dengan critical area (area kritis). Critical area ini disebut pula sebagai reticular activating system (RAS). Bagian ini berfungsi sebagai perbatasan dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, tempat suatu informasi akan diproses berdasarkan analisis, pertimbangan logika, etika, dan sebagainya. Keaktifan critical area ini berbeda-beda untuk setiap situasi dan kondisi, tergantung dari fokus, minat, dan emosi.

Jadi, sebenarnya, pikiran bawah sadar manusia memegang peranan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pikiran sadar. Pikiran sadar hanya berpengaruh berpengaruh sekitar kurang lebih 12%, sementara pengaruh bawah sadar memegang kendali hidup sekitar 88%. Para ahli psikologi menggambarkan kondisi keduanya sebagai fenomena "gunung es", apa yang tampak di atas permukaan hanya sebagian kecil dari apa yang ada di dalam permukaan gunung es itu sendiri.




Pikiran bawah sadar mempunyai yang lebih besar dalam proses kegiatan hidup manusia. Saat manusia melakukan sesuatu hal, sering kali hal tersebut masih tidak selaras dengan memori atau informasi yang tertanam dalam pikiran bawah sadarnya.

Sebagai contoh, seorang berencana berolahraga pada pagi hari. Namun, saat terbangun dan merasakan dirinya masih mengantuk, ia membantalkan rencananya untuk berolahraga. Hal ini terus berulang sehingga ia gagal berolahraga. Contoh lain adalah saat seseorang memutuskan untuk berhenti merokok. Sering kali, keinginan orang tersebut gagal karena merasa sudah kecanduan dan merasa berat untuk meninggalkan "kesenangannya". Padahal, ia menyadari akan bahaya merokok terhadap dirinya sendiri.

Pernahkah Anda mengalami peristiwa yang serupa? Pada kedua contoh tersebut, semua terjadi jika informasi yang disampaikan ke pikiran bawah sadar tidak selaras dengan keinginan di pikiran sadar seseorang.

Pada contoh pertama, informasi yang diberikan ke pikiran bawah sadar orang tersebut adalah "pentingnya atau nikmatinya tidur di pagi hari", bukan "pentingnya olahraga". Oleh karena itu, meskipun pikiran sadarnya sudah memahami bahwa "berolahraga itu penting", pikiran bawah sadarnya masih belum menerima informasi tersebut.

Pada contoh kedua, informasi bahwa "merokok itu nikmat" yang terdapat dalam pikiran bawah sadarnya belum digantikan oleh informasi bawah "merokok itu berbahaya". Karena itulah terjadi kegagalan tersebut. Meskipun pikiran sadarnya jelas-jelas telah mengetahui bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatannya, pikiran bawah sadarnya belum "diprogram ulang". Jadi, orang tersebut tetap merasakan sebuah "kebutuhan" untuk merokok.

Oleh karena itu, kita perlu berkomunikasi untuk menyampaikan sesuatu informasi yang berguna pada pikiran bawah sadar kita. Salah satu cara berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar dapat dilakukan dengan hipnosis. Dalam beberapa kasus sederhana, praktik hipnosis dapat dilakukan sendiri (self hypnosis).