Karena belum bisa berbicara, bayi berkomunikasi dengan cara menangis. Banyak ibu yang mengasumsikan tangisan bayi dengan lapar. Padahal bayi menangis tidak melulu karena lapar.
Berikut ini beberapa sebab bayi menangis, seperti dikutip detikHealth pada Senin (27/1/2014) dari buku '250 Tanya Jawab Kesehatan Anak' yang disusun oleh dr Marissa T.S, Pudjiadi, SpA dkk:
1. Lapar
Tangisan karena lapar biasanya terjadi 2-3 jam setelah waktu makan terakhir. Bayi yang berusia 0-3 bulan biasanya mengeluarkan bunyi 'neh' saat menangis akibat lapar. Ciri lain tangisan lapar adalah irama tangisannya teratur, terus-menerus, dan semakin lama semakin keras. Perhatikan juga mulutnya, biasanya bayi yang lapar akan menangis sambil membuka-buka mulutnya untuk mencari puting susu ibunya dan kadang mencari apa saja yang bisa diemut.
2. Mengompol atau BAB
Tangisan bayi saat mengompol atau BAB biasanya bernada teratur, semakin lama semakin keras, dan kadang disertai dengan menendang-nendang. Bayi yang usianya belum 3 bulan biasanya menangis sambil mengeluarkan suara 'heh' saat merasa tidak nyaman dengan popoknya yang basah.
3. Merasa Sendirian
Saat merasa sendirian, bayi biasanya juga akan menangis. Bukannya manja, tapi di awal-awal kehidupannya bayi memang membutuhkan rasa aman dengan berada dekat orang tuanya. Tak heran, saat terbangun dari tidur dan mendapati dirinya sendirian bayi akan menangis seolah hendak memanggil ayah dan bundanya. Seiring perkembangan usianya, ajarkan bahwa tidak perlu menangis saat bangun sendirian, melainkan cukup memanggil ayah atau ibunya.
4.Tidak Nyaman
Saat merasa tidak nyaman, bayi juga akan menangis. Misalnya ketika di tengah keramaian, di suasana yang sesak, kepanasan, kedinginan, pakaiannya terlalu ketat, atau ada bagian tubuhnya yang tertekan. Saat kepanasan atau bajunya basah oleh keringat, bayi biasanya akan mengeluarkan suara rintihan. Jika kedinginan, bibirnya agak bergetar.
5. Bosan
Aktivitas ataupun mainan yang itu-itu saja bisa membuat bayi bosan. Ketika bosan, bayi akan menangis di mana suaranya akan cenderung datar dan terus-menerus. Bayi juga tampak gelisah. Namun ketika aktivitasnya berubah atau diajak ke ruangan lain, dia akan terlihat senang. Namun ingat ya Bunda, jangan mengajak bayi bermain terlalu aktif menjelang tidur karena akibatnya, bayi akan menjadi sulit tidur.
6. Kaget
Ketika mendengar suara keras yang tiba-tiba, bayi bisa menangis karena kaget. Ketika terjatuh, dia juga bisa menangis. Bukan karena sakit, tetapi lebih karena kaget. Tangisan kaget dicirikan dengan suara yang melengking keras dan tiba-tiba. Bila bayi tetap menangis meskipun perhatiannya telah dialihkan, artinya dia memang benar-benar sakit.
7. Lelah atau Mengantuk
Perhatikan suara tangis bayi Anda. Jika Anda mendengar suara 'owh' di antara tangisan yang datar, namun sesekali berhenti karena menguap dan berusaha mengusap mata artinya si Kecil sedang mengantuk. Tangisan seperti ini biasa muncul saat mendekati waktu tidurnya. Yang perlu diingat, jangan tidurkan bayi melewati waktu tidurnya karena bisa membuat bayi rewel dan sulit tidur.
8. Sakit
Jika bayi menangis dengan suara melengking keras dan lama, berhenti sebentar, lalu menangis lagi, biasanya ini merupakan tanda bayi sedang sakit. Untuk mengatasinya, cari penyebab sakit si Kecil.
9. Nyeri/Gatal
Saat merasa nyeri atau gatal, bayi cenderung merintih. Jika Anda mengalami seperti ini, coba cek daerah selangkangannya, karena bisa jadi penyebabnya adalah iritasi popok atau iritasi jamur. Demam, luka, atau gigitan nyamuk terkadang juga membuat bayi merintih-rintih.
Nurvita Indarini